Assalamu laikum,wr.wb...???
Kembali Lagi
Sahabat Blogger ,Kali ini aku Share
Sebuah Bacaan yang Luar Biasa tentang Jilbab, dari Requesan Idol of My Heart
yang lagi ada tugas Pidato jadi Gue usulin Judul Unik ini….Semoga
Bermanfaat ya Honey…….
Ketika Jilbab hanya Sebagai Asesoris
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Seorang perempuan muda berjilbab
mini tengah mengambil bolpoin yang jatuh di lantai. Secara mengejutkan, pakaian
yang tak kalah mini dengan jilbabnya, terangkat ke atas hingga memperlihatkan
bagian tubuhnya.
Na’udzubillahi min dzalik, jika
contoh yang dilukiskan itu sudah menjadi gambaran dari muslimah-muslimah
sekarang ini. Niatnya memang baik, menutup aurat yang sudah menjadi kewajiban
bagi setiap muslimah. Hanya saja, seringkali aurat yang ditutup tidak sesuai
dengan apa yang seharusnya dituntunkan oleh Islam.
Lihatlah, betapa banyak
perempuan-perempuan yang mengaku beragama Islam, mengenakan jilbab, tetapi
masih mempertontonkan bentuk lekuk tubuhnya. Salah bergerak sedikit, bagian
tubuhnya bisa kelihatan. Mininya jilbab yang dikenakan seringkali malah membuat
rambutnya yang panjang menjuntai keluar.
Kasus lain, ketika para ibu yang
menghadiri walimahan mengenakan jilbab, namun lengan kebayanya masih
transparan. Usai walimahan, biasanya mereka menanggalkan jilbab seolah-olah
jilbab hanyalah sebagai asesoris untuk walimahan saja.
Sama halnya dengan para siswi atau
mahasiswi yang sekolah atau kuliah di sekolah atau universitas Islam yang
mewajibkan untuk mengenakan jilbab, mau tidak mau mereka harus mengenakan
jilbab ketika berada di lingkungan sekolah atau kampus. Di luar itu, mereka
dengan mudahnya tanpa beban membiarkan rambutnya tidak tertutup oleh jilbab.
Bahkan, ada juga sebagian mengenakan
jilbab hanya karena merasa lebih cantik jika berjilbab. Rambutnya yang kurang
bagus untuk diperlihatkan, terpaksa harus ditutupi. Jilbab modis yang dikenakan
bisa mengalihkan penampilannya, hingga ia terlihat lebih mempesona dengan
berjilbab.
Sesempit inikah makna jilbab bagi
para wanita muslimah? Amat sangat disayangkan jika jilbab hanya diartikan
sebagai asesoris semata.
Kewajiban Berjilbab...
Perintah berjilbab terdapat dalam QS
An Nuur 31, “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kudung ke dadanya…”
Dari ayat tersebut nampak jelas,
bahwa setiap wanita muslimah, dalam hal ini adalah semua wanita yang mengimani
agama Islam, diwajibkan mengenakan jilbab. Konteks jilbab disini tidak hanya
menutup rambutnya saja, melainkan menjulurkan jilbab hingga ke bagian dadanya.
Sudah pasti, jilbab yang dikenakan haruslah lebar, tidak mini dan bisa menutupi
bagian-bagian tubuh yang harus dijaga.
Pakaian yang dikenakan pun harus lapang,
tidak menonjolkan bagian tubuhnya. Sebagaimana halnya firman Allah dalam QS Al
Ahzab 59, “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu
dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”
Arti ‘jilbab’ dalam ayat tersebut
ialah jilbab yang sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala
hingga dada. Ayat tersebut juga semakin memperjelas bahwa jilbab tak hanya
digunakan untuk menutupi kepala saja (dalam artian rambut) namun juga digunakan
untuk menutupi bagian tubuhnya, termasuk dada. Jika mengenakan jilbab yang mini
dimana umumnya jilbab diikatkan ke leher, ini berarti tidak sesuai dengan apa
yang dimaksudkan dalam ayat ini.
Lalu bagaimana dengan jilbab modis?
Umumnya, jilbab modis kebanyakan tidak sesuai dengan apa yang dituntunkan dalam
Al-Qur’an. Seringkali karena alasan modis, jilbab yang dikenakan justru
meninggalkan unsur syar’i-nya. Jilbab dibuat sedemikian rupa sehingga bagian
dada yang seharusnya tertutupi, justru malah kelihatan.
Bukan berarti Islam melarang para
wanita muslimah untuk tampil modis. Tak ada salahnya modis, asalkan jilbab atau
pakaian yang dikenakan sesuai dengan yang telah diperintahkan oleh Allah dalam
QS An Nuur 31 dan QS Al Ahzab 59.
Batasan-batasan ...
Berjilbab tak hanya dilakukan ketika
kita berada di luar rumah saja. Meskipun di dalam rumah, jika disana terdapat
orang-orang yang bukan mahrom kita, maka wanita muslimah harus tetap mengenakan
jilbabnya.
Soal batasan-batasan siapa saja yang
memperbolehkan wanita muslimah membuka jilbabnya dijelaskan oleh Allah dalam QS
An Nuur 31, “…Dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami
mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka,
atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung.
Sebagai Cermin Menjaga Hati ....
Terkadang orang berseloroh,
“Berjilbab, kok gitu sih?” Kebanyakan masyarakat awam selalu berpikir bahwa
wanita yang mengenakan jilbab diartikan sebagai orang yang kadar imannya kuat.
Tidak heran jika dalam kenyataannya masih banyak didapati wanita-wanita
berjilbab yang masih melakukan hal-hal yang melanggar agama, termasuk berzina
(nau’dzubillah).
Fakta yang banyak terjadi di masa
sekarang ini, banyak wanita yang sudah mengenakan jilbab, namun akhlaqnya tak
berbeda jauh dengan mereka yang belum mengenakan jilbab, bahkan lebih parah
dari mereka. Berjilbab, tapi masih hobi pacaran, berdua-duaan dengan sang
kekasih entah di tempat yang sepi atau ramai. Bahkan, sudah bukan hal yang tabu
lagi jika mereka saling berciuman di tempat umum. Astaghfirullah.
Pemandangan yang membuat kita
tersayat ketika kita mendapati wanita-wanita berjilbab, dengan tanpa bebannya
membonceng di atas sepeda motor yang ditunggangi oleh laki-laki yang bukan
mahromnya. Jarak mereka begitu dekat, bahkan terlalu mepet dengan tubuh
laki-laki itu. Padahal, ia sudah mengenakan jilbab.
Inilah yang membuat sebagian besar
wanita-wanita yang beragama Islam enggan mengenakan jilbab. Mereka merasa belum
pantas untuk menjilbabi hatinya. Mereka takut, jika mereka berjilbab nanti,
mereka tidak bisa menjaga jilbabnya. Mereka lebih berpikir untuk tidak
mengenakan jilbab karena takut tidak bisa menjaga akhlaqnya.
Padahal menutup aurat itu hukumnya
adalah wajib bagi setiap wanita yang beriman. Siap atau tidak siap, setiap
wanita muslimah diharuskan menutup auratnya. Jika merasa belum pantas
menjilbabi hati, justru dengan jilbablah, kita bisa menjadikannya sebagai
cermin untuk menata diri.
Karena jilbab merupakan identitas
kita sebagai seorang muslimah, sebagai hamba-Nya yang taat, tentu kita akan
selalu menjaga jilbab, jangan sampai jilbab yang kita kenakan justru malah
menimbulkan fitnah. Nantinya, jilbab ini akan membawa kita pada perubahan
sikap, tingkah laku serta perbuatan kita sehari-hari ke jalan yang
diridloi-Nya.
Yah, jilbab sebagai alat untuk
menjaga hati, bukan menjaga hati terlebih dulu, kemudian baru mengenakan
jilbab. Karena menutup aurat hukumnya adalah wajib, maka dengan mengenakan
jilbab sekaligus menjilbabi hati adalah hal yang harus kita lakukan sebagai
seorang muslimah.
Tunggu apa lagi? Jangan ragu-ragu
untuk mengenakan jilbab. Jadikan jilbab sebagai cermin menjaga hati dan tidak
menjadikannya sebagai asesoris belaka. Keep istiqomah!!! (ntz)
Sumber:Bangga Memakai JILBAB dan
Melihat Wanita berJILBAB
----------------------------------------------------
--------------
BISMILLAH ..
Wahai
wanita tidak bertudung,
Sungguh cantik alunan rambut mu,
Bebas menggerbang kemas terikat,
Terserlah di bawah cahaya mentari,
Mentari dunia yang tak sehebat
neraka,
Yaitu api yang kan membakar rambut
mu,
di hari akhirat hari penentu,
maka hanguslah segalanya,
hilanglah cantik alun rambut mu,
tiada lagi yang menggerbang,
tiada lagi yang terserlah.
Oleh itu jadikanlah diri mu,
Sebagian daripada wanita2 yg
bertudung...
Renungkanlah...
Wahai teman2 Muslimah yg dirindukan
surga & hati ini
apa alasanmu tak berjilbab?
“Hati dulu perbaiki, lalu
berjilbab?”
inilah tipu daya syaitan, dgn
pemikiran sprt ini justru bagian dari cara “MENGANGGAP REMEH PERINTAH ALLAH”
yang jelas-jelas diwajibkan untuk kaum wanita.
JILBAB ADALAH KEWAJIBAN, BUKAN PILIHAN!
Padahal, Kalau mau memperbaiki hati,
kenapa gak mulai dari berjilbab? Dengan begitu wanita telah memperbaiki hati
dgn menunaikan kewajiban sebagai wanita Muslimah.